domenica 7 dicembre 2008

Ikutan Yuk...........!

YESUS TAK PUNYA TANGAN LAGI, TANGAN KITALAH ......

Suatu hari saya mengadakan sebuah retret yang lazim dilakukan seorang frater Xaverian menjelang tahun ajaran baru. Ketika saya memasuki lingkungan rumah retret itu, saya dikagetkan oleh salib dengan corpus Yesus yang tak memiliki kaki dan tangan. Aku merasa aneh dengan pemandangan tesebut. “Apa yang tejadi sehingga corpus Yesus itu puntung?”, tanyaku dalam hati. Karena penasaran, aku mendekatkan diri untuk membaca tulisan yang di tempel, tepat dibawah salib itu. Kucondongkan badanku dan kubaca tulisan itu pelan-pelan; Yesus tak punya tangan lagi , tangan kitalah perpanjangan tangaNya, untuk melakukan perkerjaanNya di masa kini, Yesus tak punya kaki lagi, kaki kitalah perpanjangan kakiNyya, untuk berjalan diantara orang-orang masa kini, Yesus tak punya suara lagi, suara kitalah penyambung suaraNya, untuk menuntun orang-orang kepada-Nya, Yesus tak punya tenaga lagi, tenaga kitalah penyambung kekuaranNya untuk menuntun orang-orang kepadaNya. Yesus tak punya.......”
Pada renungan malam, pikiranku masih disibukkan dengan sekitar corpus puntung itu serta tulisan yang tertera di bawahnya. Berdasarkan ini, kiranya banyak hal yang hendak disapaikan: Yesus membutuhkan partisipasi kita sebagai umat manusia dalam mewujudkan karya keselamatan. Mengapa? Apakah Ia tak mampu dengan tugasNya ini? Saya kira bukan karena tak mampu. Jika Ia selama hidupnya membuat banyak mujizat, dan apalagi Dia adalah Tuhan, tentu mampu menjalankan misi yang dipercayakan Bapa kepada-Nya. Jadi bukan Yesus tidak mampu, tetapi sungguh Ia mau mengikutsertakan kita. Mengikutsertakan, berarti menghargai dan mengembangkan diri kita sesuai dengan bakat dan telenta yang kita miliki. Itulah bagian dari panggilan kristiani.
Kitab Suci menceriterakan banyak kisah tentang orang-orang yang ada disekitar Yesus. Para murid, misalnya, selalu menyertai Yesus dalan perjalananNya keluar – masuk desa dan kota. Nampaknya ada juga sekelompok ibu-ibu sibuk menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan Yesus. (bdk. Mat. 27;55). Lukas menuliskan; “perempuan-perempuan itu melayani rombongan (Yesus dan para muridNya) dengan kekayaan mereka” (Luk.8;3). Perempuan itu sebenarnya orang-orang yang telah merasakan cinta Tuhan; mengalami kesembuhaan. Jadi mereka terdorong melayani Yesus dan para muridNya, sebagai ungkapan syukur dan terimakasih atas cinta Tuhan. Kita ingat apa yang dibuat ibu mertua Petrus setelah disembuhkan oleh Yesus dari penyakit demam: “Perempuan itu segera bagun dan melayani mereka.” (Luk.4;39)
Gereja menegaskan bahwa berkat sakramen Baptis, seluruh umat kristiani, dengan cara mereka sendiri mengembang tugas sebagai imam, nabi dan raja. Dengan demikian sesuai dengan kemampuan, mereka diharapkan berparitisipasi dalam tugas perutusan umat kristiani di dalam Gereja dan di dunia.( bdk LG.31). Dibandingkan dengan para pastor dan suster serta bruder atau frater, umat kristiani pada umumnya dipanggil cenderung mengurusi hal-hal yang fana, tapi diharapkan mengaturnya seturut kehendak Allah. Yang fana pun bisa menjadi sarana yang perlu dan penting untuk menunjang karya para pewartaan.
Pengalaman p. Agustinus Utomo,sx dalam bermisi di Kolombia dan pelayanan mba Martivi, yang anda temukan dalam bulettin ini, adalah ungkapan dari suatu keputusan untuk ambil bagian dalam karya misi universal Gereja. Mereka telah memutuskan untuk menjadi tangan, kaki, suara Yesus pada zaman ini. Memang tidak selalu berjalan mulus. Harus bergulat dengan tawaran dunia, tetapi ada keyakinan bahwa Tuhan tidak akan mebiarkan anak-anaknya berjuang sendirian. Bagaimana dengan keterlibatan anda? Maukah anda menjadi perpanjangan tangan, kaki, suara Yesus? Sekecil apapun keterlibatan kita, tapi bisa sangat bernilai bagi Gereja.
Beato Conforti, pendiri SX, sangat menganggumi keterlibatan kaum awan dalam karya misioner. Hampir setiap kali mengutus para misionarisnya ke Cina, dia mengundang umat untuk menyaksikan acara yang mengharukan itu dan mengajak mereka agar terlibat dalam tugas perutusan itu dalam bentuk doa dan materi sekali pun. Dia menyampaikan syukur dan terimakasih atas penderma yang murah hati menyisihkan rejekinya bagi karya misioner. Menurut Beato Conforti, mereka itu adalah pelayan-pelayan Penyelengaraan Ilahi, yang memberi pakaian kepada bunga bakung di padang dan.... terlebih memelihara mereka yang mengabdikan diri kepada perluasan Kerajaan Allah (pidato perpisahan P. Alessandro Chiarel,sx dkk.). Para misionarisnya diajak agar dalam doa mereka tidak melupakan semua orang yang telah bermurah hati. Dengan demikian terjalin suatu kesatuan: saling mendukung. Entah tangan, atau kaki, ataupun suara, semua adalah anggota tubuh. Sama dengan kita, entah status kita sebagai pastor, suster, bruder, frater atau awam, kita adalah anggota Gereja, dengan cara masing-masing, kita ikut mendukung karya misi gereja.
Maka marilah, berkat partisipasi itu, kita menjadikan dunia satu keluarga yang damai dan tentram. Semoga!
P. La Nike Joanes SX
Promotor Panggilan sx
Wisma Xaverian
Jl. Pandega Asih I B.No.8
Yogyakarta 55281
Hp. 081328455630
john_nikesx@hotmail.com